21 Mei 2013

Steve Jobs Menjadi Manga

Sementara dunia sedang menunggu film "Jobs" yang dibintangi Ashton Kutcher untuk di nonton, kisah hidup sang legenda Apple, Inc. juga ditorehkan ke dalam sebuah kolom manga di majalah Kiss Jepang. Mangaka Mari Yamazaki telah dipilih untuk menggambarkan Steve Jobs dalam manga yang berdasarkan pada buku biografi hasil tulisan Walter Isaacson berjudul "Steve Jobs."
Steve Jobs Menjadi Manga


Steve Jobs Menjadi Manga

20 Mei 2013

Hotel Kapsul Di Jepang

Mungkin ada dari teman-teman disini yang berencana untuk pergi ke Jepang tahun ini? Ada banyak pilihan tempat penginapan disana - mulai dari losmen termurah sampai hotel berbintang lima. Tapi bagaimana dengan hotel kapsul? Mau mencobanya?

Hotel Kapsul Di Jepang

Hotel kapsul pertama kali diluncurkan pada tahun 1979 di Osaka, tepat di distrik Umeda. Arsitek Kisho Kurokawa-lah yang mendesain jenis hotel ini, dan sepertinya struktur kamar tersebut terinspirasi oleh Menara Kapsul Nakagin di Tokyo. Bangunan yang dibuat tahun 1972 itu menyediakan apartemen yang kamarnya berukuran dan berbentuk seperti kapsul.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat kamu mengunjungi hotel kapsul. Yang pertama yaitu sebagian besar hotel kapsul hanya disediakan untuk kaum Adam. Hal ini dikarenakan hotel kapsul memang pada dasarnya ditujukan untuk para karyawan laki-laki yang pergi dinas ke luar kota.

Akan tetapi, ada juga hotel kapsul yang membuat satu lantai khusus untuk para penghuni kaum Hawa. Beberapa hotel kapsul terbaru pun sudah tidak membatasi jenis kelamin lagi, sehingga baik laki-laki maupun perempuan bisa menghuni kapsul hotel tersebut.

Harga yang dikenakan oleh hotel kapsul biasanya berkisar antara Rp. 300.000 s/d Rp. 500.000 per malam. Memang agak mahal untuk kamar yang ukurannya amat sangat kecil, tapi lumayanlah mengingat harga rata-rata kamar hotel di Jepang yang bisa mencekik leher. Dan harga tersebut pun sudah termasuk koneksi Internet berkecepatan tinggi dan fasilitas-fasilitas dasar seperti toilet yang lumayan bersih. Berbeda hotelnya, berbeda pula peraturannya. Berikut beberapa peraturan dasar yang harus ditaati penghuni hotel kapsul di Jepang:

1. Lepas Sepatumu

Sebagian besar hotel kapsul menyediakan loker untuk penyimpanan sepatu tepat di depan meja resepsionisnya. Kalau kamu melihat sebuah rak berisikan sendal-sendal, segera lepaskan alas kakimu, kenakan sendal yang disediakan, lalu bawa sepatumu ke loker penyimpanan. Saat kamu melakukan check in, ada baiknya kunci loker sepatu diserahkan pada resepsionis.

2. Pegang Kuncimu

Sehabis check in, kamu akan diberikan kunci lagi. Kunci ini bukan untuk kapsul tempatmu tidur, tetapi untuk loker penyimpanan barang bawaan, dan biasanya kunci ini dipasangkan ke sebuah gelang supaya tidak mudah hilang. Nomor yang tertera di kunci memiliki nomor yang sama dengan nomor kapsul yang akan kamu huni.

3. Pakaian Khusus Hotel Kapsul

Di hotel kapsul, para penghuni akan diberikan sejenis jubah atau kaus khusus. Kenakan apapun pakaian yang mereka sediakan. Berbeda dengan hotel-hotel biasa - kalau memang sudah peraturannya, kamu tidak akan dianggap gila berjalan kesana-kemari dengan mengenakan jubah mandi.

4. Sauna atau Tempat Pemandian

Kebanyakan hotel kapsul akan menyediakan tempat pemandian umum bagi penghuninya. Kamu harus membiasakan diri mandi dengan setiap orang asing disana dalam satu bak mandi besar. Tapi tentu saja, tempat pemandian akan dipisahkan menurut jenis kelamin.

Hal umum yang harus dipatuhi di Jepang saat ada yang ingin menggunakan tempat pemandian umum adalah pembilasan wajah dan rambut sebelum memasuki bak mandi. Disana akan disediakan tempat khusus untuk membilas wajah dan rambutmu. Tapi hati-hati, kalau kamu memiliki tato kamu tidak akan diizinkan masuk ke tempat pemandian kecuali jika tato tersebut ditutupi. Hal ini dikarenakan banyak organisasi kriminal di Jepang yang mengasosiasikan anggotanya dengan menggunakan tato.

5. Setelah Mandi

Usai membersihkan badan, segelas bir, anggur atau minuman bersoda rasanya cocok untuk menyegarkan diri. Nah, hotel kapsul juga menyediakan bar untuk ngemil. Cukup beritahu nomor kapsulmu pada petugas, maka makanan dan minuman akan langsung tersedia. Sebagian hotel memiliki kursi malas dan TV, sementara hotel lainnya menyediakan koran atau manga yang bisa kamu baca sepuasnya. Ada juga yang memiliki ruangan khusus untuk merokok.

6. Di Dalam Kapsul

Setiap kapsul umumnya memiliki sejenis jendela yang bisa kamu buka-tutup, meskipun tidak banyak yang menyediakan pemandangan kota. Oh ya, dinding kapsul disana sangat tipis, jadi usahakan menjadi tetangga yang kalem alias tidak berisik.

Hotel Kapsul Di Jepang

7. Check Out

Check out di kapsul hotel biasanya dilakukan pada jam 10 pagi, tapi untuk berjaga-jaga, konfirmasilah dulu saat kamu check in. Sebelum check out, pastikan kamu sudah mengenakan pakaianmu sendiri, lalu ambil kunci loker dari resepsionis.

Sekarang setelah mengetahui semua peraturan dasar, mari kita tengok beberapa hotel kapsul menarik di Jepang:

Hotel Kapsul Osaka

Penginapan Hotel Kapsul Osaka: Ini adalah kapsul hotel pertama di Jepang! Tempatnya masih laris di Osaka. Sayangnya, hotel ini hanya untuk para pria saja. Namun jika kamu tinggal di Osaka, akan ada sebuah hotel kapsul bernama Asahi Plaza di distrik Shinsaibashi. Hotel kapsul ini menerima baik penghuni laki-laki maupun perempuan.

Capsule Hotel Shinjuku 510

Capsule Hotel Shinjuku 510: Seperti namanya, hotel ini berlokasi di Shinjuku, dan para wanita diperbolehkan menghuni kapsul disana.

Capsule Ryokan Kyoto

Capsule Ryokan Kyoto: Hotel kapsul yang satu ini memakai tikar atau tatami mat sebagai alas tidur! Hotel ini juga menyediakan koneksi internet berkecepatan tinggi, jadi sangat cocok bagi teman-teman yang gemar browsing.

Capsule Hotel 9hours

9hours: Ini bisa jadi hotel kapsul yang paling bergengsi di Jepang. Hotel 9hours bisa kamu temukan di Kyoto dan mereka mengakomodasi baik penghuni pria maupun wanita - dengan lift yang berbeda untuk masing-masing jenis kelamin. Disana, ada sejenis sistem yang dinamakan "Sleep Ambient Control System" yang berfungsi untuk mengoptimalkan pengalamanmu beristirahat di dalam kapsul. Mereka juga menyediakan bantal yang didesain secara khusus agar tidurmu menjadi lebih nyaman.

Jadi, siapa yang tertarik untuk menginap di hotel kapsul?

6 Mei 2013

Gedung Sekolah Jepang Yang Terlantar

Di Jepang, kita bisa melihat gedung-gedung sekolah yang terbengkalai. Salah satu alasannya adalah karena jumlah anak-anak Jepang yang sudah semakin hari semakin sedikit sehingga pihak sekolah pun terpaksa menutup kegiatannya, terutama yang lokasinya di pedesaan.

Tapi anehnya, gedung-gedung tersebut tidak terlihat begitu kotor setelah ditinggal begitu lama....

Gedung Sekolah Jepang Yang Terlantar

Gedung Sekolah Jepang Yang Terlantar

Gedung Sekolah Jepang Yang Terlantar

Gedung Sekolah Jepang Yang Terlantar

5 Mei 2013

[Video] Iklan Doraemon

Rasanya agak aneh kalau membayangkan negara-negara Eropa berusaha untuk 'menjual' citra anime Jepang (mungkin karena kita sudah nyaman mendengar bahasa Jepang kali ya?). Berikut adalah video iklan Doraemon di Spanyol...



Video Iklan Doraemon

Sedangkan yang berikut ini adalah video iklan Jepang yang menampilkan Nobita setelah dia berumur 30 tahun...



3 Mei 2013

Tradisi Makan Sushi Di Jepang Sudah Berubah

"Kaitenzushi", restoran yang menyediakan hidangan sushi mereka di atas ban berjalan (conveyor belt) adalah salah satu kontribusi Jepang yang paling terkenal terhadap dunia wisata kuliner. Konsepnya sederhana: para konsumen duduk mengitari ban yang berputar kemudian mengambil menu yang mereka inginkan dari meja yang penuh dengan sushi.

Tapi sekarang ada sebuah tren baru di Jepang yang sepertinya akan mengancam sistem ban berjalan tradisional. Para konsumen disana sudah tidak begitu tertarik lagi untuk mengambil piring mereka dari meja yang berputar. Jadi sekarang, conveyor belt hanya digunakan sebagai tampilan menu makanan biasa. Para konsumen akan memilih makanan yang mereka inginkan dari piring-piring kecil di atas ban berjalan tersebut, kemudian baru memesannya kepada pelayan.

Budaya Makan Sushi Di Jepang Sudah Berubah

Aneh? Yup. Tren baru tersebut nampaknya dipengaruhi oleh sistem pemesanan melalui touch panel (layar sentuh) yang sekarang sudah digunakan di banyak restoran kaitenzushi. Touch panel yang diaplikasikan di bilik hidangan memberikan kebebasan bagi konsumen untuk menggulir halaman demi halaman di menu sushi yang tersedia.

Salah satu keunggulan dari sistem ini adalah pesanan yang dibuat oleh para konsumen akan langsung ditujukan kepada sang koki, sehingga meminimalisir waktu yang dibutuhkan hidangan untuk bisa sampai ke meja makan.

Perubahan terhadap tradisi kaitenzushi yang berumur hampir 60 tahun ini sudah mempengaruhi seluruh restoran sushi ber-conveyor di Jepang. Di kota dimana kepuasan konsumen adalah sesuatu yang diutamakan, para pemilik bisnis yang tidak menyediakan sistem touch panel ini pun berusaha berakomodasi dengan sistem kerja yang sama dengan touch panel - hanya saja tanpa touch panel itu sendiri. Dengan kata lain, mereka yang ingin menyantap makanan yang berputar di atas conveyor belt tinggal memesan pilihan mereka kepada pelayan dan menunggu makanan itu dihidangkan.

Budaya Makan Sushi Di Jepang Sudah Berubah

Maruha Nichiro Corp, sebuah perusahaan seafood di Jepang, mengonfirmasi perubahan yang signifikan ini setelah melakukan survei terhadap 1000 warga Tokyo. Para responden adalah mereka yang mengunjungi restoran-restoran sushi sekali dalam sebulan atau lebih. Sebanyak 38.9% menyatakan mereka masih setia terhadap sistem conveyor belt tradisional, sedangkan sisanya mengatakan bahwa mereka sudah terbiasa memesan menu makanan dari pelayan.

Tidak ada yang tahu bagaimana nasib kaitenzushi di masa depan. Sebagian restoran di Jepang bahkan sudah membuang conveyor belt mereka dan menggantinya dengan touch panel, memungkinkan para konsumen untuk menerima hidangan mereka ala 'fresh-from-oven', alih-alih mengambil sushi yang sudah terpajang entah berapa lama di atas meja yang berputar, meskipun dengan begitu mereka bisa langsung menyantap makanan pilihan mereka.