18 April 2011

[Video] Turis Jepang Minta Di Foto

Video untuk menyemangati hari Senin kamu...

Popok Untuk Kouka

Saijo-san adalah ibu dari seorang putri, Kouka, yang sekarang berumur 1 tahun 4 bulan. Dia bercerita tentang hari ketika gempa terjadi.

"Kouka sedang tidur siang di rumah di kota Minamisanriku ketika gempa terjadi. Saya bergegas membawa Kouka berlari keluar rumah karena gempa berguncang cukup lama. Saya pun langsung berpikir tsunami akan datang, jadi saya cepat-cepat mengumpulkan kebutuhan sehari-hari Kouka dan berlari mencari tempat pengungsian seperti yang biasa saya lakukan dalam latihan darurat tsunami.

Ketika saya melihat tsunami tersebut datang menghampiri dengan begitu cepatnya, secara naluri saya menyadari bahwa saya tidak akan bisa bertahan hidup jika saya berada di dataran rendah, jadi saya membawa Kouka berlari mendaki bukit secepat mungkin. Ketika saya sampai di puncak bukit, saya melihat rumah saya habis diterjang tsunami."

tsunami jepang

Dia melanjutkan, "Hari itu ternyata salju turun dan keadaannya sangat dingin. Saya bermalam diluar dengan 13 tetangga saya. Semua barang yang saya bawa untuk Kouka sudah hanyut, termasuk popoknya Kouka. Namun salah satu tetangga saya memiliki kertas toilet dan dia memberikannya kepada saya untuk menggantikan popok Kouka.

Ketika fajar tiba, petugas pemadam kebakaran datang untuk menyelamatkan kami semua. Kami takut tsunami akan datang lagi, jadi kami bergerak dengan cepat. Kouka, yang saya gendong di balik punggung saya, dengan semangat bersorak, "satu dua, satu dua, satu dua" saat saya berjalan.

Ketika saya melewati terowongan dan tidak bisa melihat apa pun, orang-orang membantu menyinari langkah kaki saya dengan cahaya ponsel. Kami terus berjalan sampai kami bisa melihat bus polisi. Akhirnya sekitar pukul 4 sore, kami semua tiba di tempat pengungsian; Sekolah Dasar Yokoyama. Ketika dapur umum dibuka, saya diberikan sup Miso. Salah satu relawan bertanya apakah saya membutuhkan sesuatu, jadi saya meminta popok dan susu untuk Kouka.

Kita orang dewasa masih bisa bertahan tanpa makanan dan pakaian selama beberapa hari, tetapi sangat sulit untuk anak-anak dan balita bertahan tanpa susu dan popok. Jadi, saya sangat berterima kasih kepada para relawan. Saya kehilangan rumah, harta benda dan segala sesuatu yang lain, tapi saya sangat bersyukur banyak orang mau membantu kami."

Senyuman Kouka seakan memberikan kehangatan dan secercah harapan kepada semua orang yang berada di tempat pengungsian. Pesan slogan Sekolah Dasar Yokoyama, "Terbang ke Masa Depan" seolah-olah diberikan oleh Kouka kepada kita semua.

Ini dia foto Kouka...

Kouka

Kaisar Jepang Mengunjungi Para Pengungsi

Kaisar Jepang dan istrinya mengunjungi sebuah tempat penampungan gempa dan tsunami baru-baru ini. Sebuah pemandangan yang amat sangat jarang terjadi dimana sang Kaisar berlutut di atas tikar untuk menghibur para pengungsi...

Kaisar dan Permaisuri Jepang

Ini adalah pertama kalinya sang Kaisar yang berusia 77 tahun, yang jarang terlihat di depan umum apalagi berhadap-hadapan langsung dengan warga biasa, melakukan kunjungan resminya ke daerah yang dilanda bencana kembar; gempa dan tsunami pada 11 Maret lalu.

Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko berbicara dengan sangat pelan bersama para korban yang selamat, memberikan dukungan moril kepada mereka agar tetap bersabar dan pantang menyerah dalam menghadapi musibah ini. Tidak sedikit yang membungkuk dalam rasa syukur sambil menyeka air mata mereka.

Dengan berpakaian santai, pasangan berambut kelabu nan berwibawa ini mengunjungi dua tempat penampungan di Asahi, sekitar 55 mil dari kota Tokyo, menatap sedih pada tempat yang tadinya berdiri ratusan rumah tapi sekarang rata dengan tanah.

Hampir 140.000 orang telah kehilangan rumah mereka dalam bencana atau diperintahkan untuk tetap tinggal di tempat penampungan. TEPCO, perusahaan pembangkit listrik terbesar ke 4 di dunia, diperintahkan oleh pemerintah Jepang untuk segera memberikan ganti rugi sebesar 1 juta yen (atau sekitar Rp. 100 juta) untuk setiap kepala keluarga dan 750 ribu yen (atau sekitar Rp. 75 juta) untuk setiap individu yang terpaksa mengungsi dari Fukushima.

Uang ganti rugi tersebut baru tahap awal dari sekian banyak kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh pihak TEPCO.